EHS (18), warga Wonokromo, Surabaya, membuat terkejut polisi dalam acara jumpa pers peristiwa pencabulan anak yang berlangsung di Polrestabes Surabaya, Rabu (8/3/2017).
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Shinto Silitonga, mengatakan, Evan merupakan pelaku pencabulan terhadap seorang remaja laki-laki 16 tahun bernama BW.
"Sesuai dengan pelaporan yang kami terima, kami melakukan penangkapan Evan yang melakukan sodomi kepada korban," ujar AKBP Shinto Silitonga.
Yang mengejutkan, adalah pengakuan EHS kepada polisi.
Dalam acara jumpa pers, seorang polisi sempat bertanya kepada EHS.
"Jadi kamu melakukan itu dimana?," tanya seorang polisi.
Bak petir di siang bolong, jawaban EHS benar-benar membuat kaget polisi yang hadir dalam jumpa pers tersebut.
Pelaku awalnya terdiam, ia lalu menutup wajahnya dengan telapak tangan.
"Di dalam masjid," ujar pelaku lirih.
Sontak, sejumlah polisi mengucapkan kalimat istighfar.
Satu di antaranya adalah Kasubag Humas Polrestabes Surabaya, yang seorang polisi wanita, yakni Kompol Lily Djafar.
"Astaghfirullah," sebut Lily.
AKBP Shinto Silitonga pun mengucapkan : "Ngeri sekali ya!"
Menurut AKBP Shinto Silitonga, EHS mengaku melakukan tindakan keji itu sebanyak enam kali.
Pertama kali, dilakukannya pada Mei 2016.
Ia kemudian melakukannya lagi, hingga sedikitnya sebulan sekali.
Menurut pengakuan EHS, perbuatan amoral itu dilakukannya setelah melakukan salat zuhur di masjid.
Ia juga mengaku baik dia dan korban, melakukan salat mengenakan sarung.
Peristiwa mengerikan itu terbongkar, setelah BW melapor ke guru BP di sekolahnya.
Orangtua BW pun melapor ke polisi, hingga akhirnya kini EHS menjadi tahanan Polrestabes Surabaya. (Tribun Jatim)
Sontak, sejumlah polisi mengucapkan kalimat istighfar.
Satu di antaranya adalah Kasubag Humas Polrestabes Surabaya, yang seorang polisi wanita, yakni Kompol Lily Djafar.
"Astaghfirullah," sebut Lily.
AKBP Shinto Silitonga pun mengucapkan : "Ngeri sekali ya!"
Menurut AKBP Shinto Silitonga, EHS mengaku melakukan tindakan keji itu sebanyak enam kali.
Pertama kali, dilakukannya pada Mei 2016.
Ia kemudian melakukannya lagi, hingga sedikitnya sebulan sekali.
Menurut pengakuan EHS, perbuatan amoral itu dilakukannya setelah melakukan salat zuhur di masjid.
Ia juga mengaku baik dia dan korban, melakukan salat mengenakan sarung.
Peristiwa mengerikan itu terbongkar, setelah BW melapor ke guru BP di sekolahnya.
Orangtua BW pun melapor ke polisi, hingga akhirnya kini EHS menjadi tahanan Polrestabes Surabaya. (Tribun Jatim)
Silahkan Lihat Videonya Di bawah:
loading...