Nasib tragis dialami gadis belia sebut saja Bunga (12). Warga Samarinda itu diperkosa secara bergilir sejumlah pria bejat selama empat hari berturut-turut. Kini, korban harus mengalami trauma berat dan selalu menghindar jika bertemu orang yang tak dikenalnya.
Saat memberikan keterangan di hadapan penyidik di Mapolresta Samarinda, sorot matanya tidak beraturan.
Berdasarkan penuturan orang tua korban, AR (38), awalnya ia merasa ada kejanggalan pada anaknya. ‘Tiba-tiba menghilang,’ ujar AR, Rabu (15/3/2017).
Empat hari menghilang tanpa kabar, Bunga lantas ditemukan tak jauh dari kediamannya. Dari sana, perempuan yang berencana melanjutkan pendidikan di ibu kota Kaltim itu akhirnya bercerita.
AR yang mendengar anaknya sebagai korban tindakan kekerasan seksual naik pitam. Kemudian, ia mengajak rekannya yang lain mencari pelaku hingga akhirnya menemukan satu pelaku.
Diselimuti amarah yang luar biasa, pelaku berinisial NT itu sempat jadi bulan-bulanan keluarga korban hingga akhirnya sempat diamankan ke Polsekta Samarinda Seberang.
Setelah satu terduga pelaku diamankan, AR sempat mengeluh atas tindakan pemerintah yang dianggap lamban menangani permasalahan yang menyangkut anaknya tersebut.
Karena sebelum perkaranya dilaporkan ke polisi, Bunga sempat dibawa ke rumah aman oleh lembaga pemerintahan yang menangani permasalahan perempuan dan anak.
“Padahal, pelaku itu berkeliaran terus dan dari perwakilan lembaga sendiri yang meminta untuk penyelesaiannya diambil alih,” ungkap AR.
“Padahal, pelaku itu berkeliaran terus dan dari perwakilan lembaga sendiri yang meminta untuk penyelesaiannya diambil alih,” ungkap AR.
Nah selanjutnya, AR lebih memercayakan perkara tersebut kepada polisi setelah melaporkan secara resmi di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Satreskrim Polresta Samarinda.
Selanjutnya, pelaku berinisial NT itu dibawa ke Polresta Samarinda. Berdasarkan cerita Bunga kepada orangtuanya, dirinya disetubuhi di empat lokasi berbeda. Di daerah Palaran, Jalan Bung Tomo, Jalan Cipto Mangunkusumo, dan kawasan Loa Janan.
“Kabarnya bahkan sampai anak saya itu sempat ditawarkan ke rekan-rekan pelaku yang lain dengan cara membayar, artinya anak saya diperdagangkan,” ucap AR.
Dia berharap, polisi bisa kerja maksimal untuk bisa membekuk semua pelaku yang sudah merenggut kehormatan Bunga.
Terpisah, Ketua Harian Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Samarinda, Aji Suwignyo, menyayangkan kejadian yang terus menimpa bocah-bocah perempuan di ibu kota Kaltim ini.
“Kalau dari keterangan korban ada 11 orang, tapi karena trauma, pelan-pelan kami cari tahu apakah ada pelaku lain,” tutup Aji.|sindonews
“Kalau dari keterangan korban ada 11 orang, tapi karena trauma, pelan-pelan kami cari tahu apakah ada pelaku lain,” tutup Aji.|sindonews
Silahkan Lihat Videonya Di bawah:
loading...